KONSEP FRIKSI(GESEKAN) DALAM BIOTEKNOLOGI
A. Uraian Materi
Dalam kehidupan sehari-hari kita menemui banyak fenomena terkait dengan gaya gesek. Fenomena gaya gesek ada yang menguntungkan dan juga ada yang merugikan. Contoh yang menguntungkan adalah gaya gesek antara kaki dengan lantai yang membuat orang yang berjalan tidak mudah tergelincir. Sedangkan, yang merugikan contohnya adalah Gesekan antar permukaan mesin mobil menyebabkan mesin menjadi cepat aus.
Gaya gesek memiliki dua jenis yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinematis. Gaya gesek statis adalah gaya yang terjadi saat dua benda yang bergesekan tidak bergerak. Gaya gesek statis ini menyebabkan benda tidak tergelincir. Kebalikan dari gaya gesek statis, gaya gesek kinetis terjadi saat kedua benda yang bergesekan bergerak. Gaya gesek kinetis ada tiga jenis yaitu gaya gesek rolling, gaya gesek sliding, dan gaya gesek fluida.
B. Fenomena dalam Bioteknologi
Tidak banyak contoh fenomena gaya gesek yang berkaitan langsung dengan bioteknologi. Namun, apabila kita amati dengan seksama maka banyak fenomena yang melibatkan gaya gesek. Salah satu fenomena gaya gesek bisa kita lihat antara air dan ikan. Walaupun kelihatannya ikan berenang dengan mudah di dalam air tetapi kenyataannya mereka menghadapi gaya gesek dari arus air. Gaya gesek yang dialami ikan di air adalah gaya gesek fluida. Gaya gesek fluida ini merupakan salah satu jenis dari gaya gesek kinetis dan hanya bisa dialami benda atau makhluk hidup yang berinteraksi dengan arus air seperti ikan dan kapal.
Lalu bagaimanakah ikan dapat memperkecil gaya gesek fluida di dalam air? Jawabannya karena bentuk tubuh ikan yang pada umumnya berbentuk ramping mampu mengurangi gaya gesek. Selain itu, Ikan juga dapat mengeluarkan lendir ke seluruh tubuh untuk mengurangi gesekan fluida. Lendir ini adalah kombinasi lipid dan protein, banyak di antaranya mengandung rantai molekul panjang, dan beberapa di antaranya dapat bertindak sebagai surfaktan (menurunkan tegangan permukaan cairan).
C. Teknologi Dalam Bioteknologi
Meningkatnya populasi global bersama dengan industrialisasi dan modernisasi telah menyebabkan peningkatan konsumsi energi. Selama satu abad terakhir, masyarakat sangat bergantung pada bahan bakar fosil, menyebabkan menipisnya cadangan bahan bakar secara progresif dan sedemikian rupa sehingga diperkirakan sumber energi tak terbarukan ini akan habis dalam jangka menengah, sehingga meningkatkan pencarian dan pengembangan upaya untuk sumber energi alternatif yang dapat menggantikan bahan bakar fosil tradisional. Salah satu produk dari bahan bakar fosil ini adalah pelumas. Oleh karena itu, dibuatlah energi alternatif seperti biopelumas untuk menggantikannya.
Biopelumas bisa terbuat dari minyak nabati atau bisa juga dengan minyak hewani. Salah satu contoh bahan dari minyak nabati adalah minyak kelapa sawit sedangkan minyak hewani contoh bahannya adalah minyak dari ikan patin. Biopelumas memiliki keuntungan dari pelumas biasa salah satunya adalah lebih ramah lingkungan. Hal ini dikarenakan hasil limbah biopelumas lebih cepat terurai daripada pelumas biasa yang biasanya sulit untuk terurai sehingga dapat mencemari lingkungan.
Saya mengaitkan biopelumas dengan gaya gesek itu dari fungsinya. Biopelumas sama seperti pelumas pada umumnya memiliki fungsi untuk mengurangi atau memperkecil gesekan antara permukaan mesin sehingga tidak cepat aus dan memperpanjang usia komponen mesin.
D. Contoh Soal Gaya Gesek
Sebuah objek di atas lantai memiliki massa sebesar 60 kg. Objek itu dikenai gaya horizontal sebesar 300 Newton. Bila permukaan lantai memiliki μ sebesar 0,2 hitunglah percepatannya!
Penyelesaiannya:
E. Permasalahan Kontekstual dan Solusinya
Pengolahan limbah sudah menjadi masalah yang sering dihadapi di Indonesia. Salah satunya adalah limbah bekas pelumas yang memiliki bahaya bagi lingkungan karena termasuk dalam Bahan Berbahaya dan Beracun(B3). Selain itu, juga ada masalah pengolahan limbah dari industri makanan seperti contohnya limbah ikan patin.
Untuk mengatasi masalah limbah pelumas dan ikan patin tersebut saya merekomendasikan solusi yang dibuat oleh mahasiswa-mashasiswa dari Universitas Riau yang membuat sebuah inovasi untuk membuat biopelumas yang berbahan dasar dari minyak limbah ikan patin. Ikan patin sendiri memiliki kandungan minyak yang lebih banyak dari jenis ikan tawar lainnya yakni 14%. Hal tersebut membuat limbah ikan patin memiliki potensi untuk diekstrak dan dimanfaatkan sebagai bahan dasar dari biopelumas. Jika inovasi ini berhasil dikembangkan maka masalah limbah pelumas dan ikan patin dapat diselesaikan. Dan produk biopelumas dari limbah ikan patin ini juga ramah lingkungan sehingga juga bisa dijadikan upaya untuk menjaga lingkungan sekitar kita.
Cara pembuatan biopelumas dari minyak limbah ikan patin dengan cara mengekstrasi limbah ikan patin menjadi trigliserida. Ekstraksi dilakukan secara dry rendering selama 5 jam dengan temperatur 105 derajat celcius. Setelah itu dihidrolisis menggunakan HCl pekat selama 8 jam. Proses hidrolisis ini akan menghasilkan asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam lemak dan gliserol tersebut dipisah dengan corong pisah. Lalu asam lemak dipolimerisasi dengan benzoil peroksida dan hasil polimerisasi tersebut langsung dipoliesterifikasi. Yang terakhir, asam lemak hasil poliesterifikasi tersebut ditambahkan etilen glikol dan jadilah biopelumas.
F. Contoh Artikel yang Sesuai dan Rujukan
http://eprints.undip.ac.id/41594/3/BAB_2.pdf
https://www.nanowerk.com/nanotechnology-and-the-concept-of-friction.php
https://media.neliti.com/media/publications/202709-sintesis-bio-pelumas-dari-minyak-limbah.pdf
https://www.mdpi.com/2227-9717/8/3/257/htm
Hasil Cek Plagiasi : 9%
Komentar
Posting Komentar